Rabu, 02 Maret 2011

C I T A C I T A

Cita-cita adalah suatu impian yang harus qt raih ....
dengan usaha dan do'a qt tak akn bsa meraih sebuah mimpi, terkadang kita bingun harus memilih suatau impian karena kita takut tidak bisa meraih itu semua, tapi kita jangan mudah menyerah, kita harus berusaha untuk menggapai cita-cita. kita tidak boleh cepat putus asa agar impian kita tercapai, masa muda memang enak kalau dibuat bersenang-senag sama teman pacar sampai lupa dengan pelajaran dan kewajiban kita, itu hanya suatau cobaan untuk kita, masa muda adalah masa diman kita dituntut untuk memilih antara hidup enak di masa yang akan datang atau hidup hanya bergantung pada kekayaan oragng tua kita yang tidak pantas kita banggakan.
cita-cita dapat kita raih jika kita sabar dan tekun dalam menjalani kehidupan ini, jangan siasiakan masa remaja kita karna sikap remaja kita akan berpengaruh bagi kehidupan kelak,
kita tidak pantas untuk bersenang senang saja untuk menggapai impian kita. terkadang kita bangga dengan impian kita yang begitu tinggi tapi kita tidak mau berusaha, itu akan siasia. Jangan pernah mau menyesal di kemudian hari karena penyesalan datang di akhir dan itu akan menyakitkan sekali,
Jadi para remaja mari kita tatap masa depan dengan impian dan cita-cita jangana mau diperbudak oleh budaya luar yang hanya bangga dengan kekayaan orang tua mu, malu lah kamu jika amu bangga dengan kekayaan orang tua mu karena itu dapat menjadikan kamu sebagai orang bodoh dan memalukan diri mu sendiri.
Jika kita anak dari keluarga vmampu harusnya kita gunakan uang ortu mu dengan hal positif dan dapat menambah hartya orang tua mu. kita harusnya malu jika kita menghabiskan oramg tua kita

Jumat, 07 Januari 2011

MAKNA KEHIDUPAN

kehidupan memang indah, tapi terkadang sulit untuk mengartikan kehidupan ini. banyak orang yang merasa tidak  puas akan kehidupannya. tak jarang banyak yang mengeluh tentang semua ini.
Mengartikan kehidupan sangat berat, terkadang kita merasa di atas dari segala-galanya, tapi terkadang kita juga merasa berada di bawah dan merasa terkucilkan disaat kita sedang susah. kita tak tau bagaimana memaknai sebuah makna kehidupan ini????

mari kita maknai kehidupan ini dengan sikap dewasa sebagaimana dewasanya dunia ini. banyak-banyak rupa dan makna hidup di dunia ini. syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah tetap jalani hidup ini dan tak kenal putus asa.

Kamis, 09 Desember 2010

Lahar Dingin Bisa Bawa Jasad Korban Merapi

 Sudah sebulan lebih berlalu pasca letusan Merapi. Status gunung itu pun diturunkan, dari Awas menjadi Siaga. Sementara, kawasan rawan bahaya dipersempit menjadi 2,5 kilometer.

Bagaimana kondisi puncak Merapi? "Saat ini, kawasan puncak Merapi banyak turun hujan, belum dihuni, masih kosong," kata Komandan SAR Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Suseno kepada VIVAnews, Rabu 8 Desember 2010 malam.

Saat ini, tambah dia, tim SAR telah menghentikan evakuasi jasad korban Merapi. "Masih ada yang terpendam di dalam tanah, namun kami belum bisa memastikan jumlahnya," kata dia.

Kini, setelah berjibaku mengevakuasi warga juga jasad korban Merapi, tugas berat menanti Tim SAR.

"Saat ini antisipasi lahar dingin, kami bertugas mengamankan warga di Kawasan Kali Code yang dialiri banjir lahar dingin," kata Suseno.

Diceritakan dia, aliran lahar dingin dari Merapi telah membuat dangkal sungai yang membelah Kota Yogyakarta itu. Meski arus dari atas tak seberapa deras, pendangkalan sungai membuat aliran air membahayakan.

Sejauh ini, aliran lahar dingin masih membawa material permukaan tanah di puncak dan lereng Merapi, berupa pasir dan abu.

"Jika air menggerus lebih dalam lagi, ada kemungkinan lahar dingin membawa jenazah yang terpendam dalam tanah. Kalau terbawa aliran air dan kelihatan, jasad akan kami ambil," tambah Suseno.

Meski berat, Suseno mengaku antisipasi lahar dingin tak sebahaya kerja di puncak Merapi, di mana tim SAR harus bekerja di tengah hawa panas memanggang dan berpacu dengan awan panas 'wedhus gembel' yang bisa turun sewaktu-waktu. "Di sini kami memantau curah hujan," tambah dia.

Sebelumnya, salah seorang relawan, Ariyanto Joko Widodo (39) menceritakan, ada banyak korban yang terkubur pasir dan abu vulkanik.

Saat pencarian, tak jarang, para relawan menemukan jasad yang tinggal tulang belulang. Saat diangkat dan dimasukkan kantung jenazah, belulang itu masih dalam kondisi panas.

Kamis, 25 November 2010

Keanehan di Letusan Merapi



 
Keanehan itu terlihat pada saat letusan besar kedua yang terjadi pada Minggu dini hari.

 VIVAnews - Letusan Gunung Merapi tahun ini sangat berbeda dengan letusan yang terjadi pada 2006, 2001, dan 1997. Ada yang tidak biasa pada letusan kali ini.
"Memang, Merapi tahun ini aneh," Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementerian ESDM, Surono, kepada VIVAnews.com, Senin 1 November 2010.

Keanehan itu terlihat pada saat letusan besar kedua yang terjadi pada Sabtu dini hari 30 Oktober 2010. Merapi mengeluarkan suara. Suara dentuman yang keras yang membuat semua orang panik. Termasuk tentara, polisi, petugas evakuasi, apalagi pengungsi. Semua panik. "Dalam sejarahnya, Merapi memang tidak pernah mengeluarkan suara dentuman," ujar Surono.

Apa penyebabnya? Menurut Surono, itu adalah proses eksplosif biasa. Dan suara keras itu diduga berasal dari kandungan gas yang terkandung dalam magma di perut Merapi. Surono mengakui, karakter Merapi itu bukan seperti gunung berapi lainnya yang mengeluarkan suara seperti petasan saat meletus.

Apakah ini karena energi yang sangat besar terkandung di dalam Merapi? "Saya sudah prediksi sejak awal, energi Merapi kali ini memang lebih besar dari 1997, 2001, dan 2006. Apakah ini salah satu bentuknya? Saya belum bisa pastikan," Surono menjelaskan.

Bencana Merapi yang terjadi pada Selasa 26 Oktober 2010 petang, sekitar pukul 18.02 WIB, menewaskan 34 orang termasuk Redaktur Senior VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Saat ini, jumlah pengungsi letusan gunung Merapi sekitar 29 ribu orang yang terbagi di 28 titik tempat penampungan akhir (TPA).

Maka itu, Surono kembali mengingatkan pemerintah daerah setempat untuk bersikap tegas kepada warga pengungsi. Area 10 kilometer dari puncak Merapi harus steril.

"Jangan sampai ada warga yang naik lagi ke atas untuk mencari makan buat ternaknya. Kondisi Merapi ini bukan lari jarak pendek. Kami ingin mencapai finish yang baik," kata Surono memberi analogi.

Keanehan di Letusan Merapi



 
Keanehan itu terlihat pada saat letusan besar kedua yang terjadi pada Minggu dini hari.

 VIVAnews - Letusan Gunung Merapi tahun ini sangat berbeda dengan letusan yang terjadi pada 2006, 2001, dan 1997. Ada yang tidak biasa pada letusan kali ini.
"Memang, Merapi tahun ini aneh," Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementerian ESDM, Surono, kepada VIVAnews.com, Senin 1 November 2010.

Keanehan itu terlihat pada saat letusan besar kedua yang terjadi pada Sabtu dini hari 30 Oktober 2010. Merapi mengeluarkan suara. Suara dentuman yang keras yang membuat semua orang panik. Termasuk tentara, polisi, petugas evakuasi, apalagi pengungsi. Semua panik. "Dalam sejarahnya, Merapi memang tidak pernah mengeluarkan suara dentuman," ujar Surono.

Apa penyebabnya? Menurut Surono, itu adalah proses eksplosif biasa. Dan suara keras itu diduga berasal dari kandungan gas yang terkandung dalam magma di perut Merapi. Surono mengakui, karakter Merapi itu bukan seperti gunung berapi lainnya yang mengeluarkan suara seperti petasan saat meletus.

Apakah ini karena energi yang sangat besar terkandung di dalam Merapi? "Saya sudah prediksi sejak awal, energi Merapi kali ini memang lebih besar dari 1997, 2001, dan 2006. Apakah ini salah satu bentuknya? Saya belum bisa pastikan," Surono menjelaskan.

Bencana Merapi yang terjadi pada Selasa 26 Oktober 2010 petang, sekitar pukul 18.02 WIB, menewaskan 34 orang termasuk Redaktur Senior VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Saat ini, jumlah pengungsi letusan gunung Merapi sekitar 29 ribu orang yang terbagi di 28 titik tempat penampungan akhir (TPA).

Maka itu, Surono kembali mengingatkan pemerintah daerah setempat untuk bersikap tegas kepada warga pengungsi. Area 10 kilometer dari puncak Merapi harus steril.

"Jangan sampai ada warga yang naik lagi ke atas untuk mencari makan buat ternaknya. Kondisi Merapi ini bukan lari jarak pendek. Kami ingin mencapai finish yang baik," kata Surono memberi analogi.

  VIVAnews - Letusan Gunung Merapi tahun ini sangat berbeda dengan letusan yang terjadi pada 2006, 2001, dan 1997. Ada yang tidak biasa pada letusan kali ini.
"Memang, Merapi tahun ini aneh," Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementerian ESDM, Surono, kepada VIVAnews.com, Senin 1 November 2010.

Keanehan itu terlihat pada saat letusan besar kedua yang terjadi pada Sabtu dini hari 30 Oktober 2010. Merapi mengeluarkan suara. Suara dentuman yang keras yang membuat semua orang panik. Termasuk tentara, polisi, petugas evakuasi, apalagi pengungsi. Semua panik. "Dalam sejarahnya, Merapi memang tidak pernah mengeluarkan suara dentuman," ujar Surono.

Apa penyebabnya? Menurut Surono, itu adalah proses eksplosif biasa. Dan suara keras itu diduga berasal dari kandungan gas yang terkandung dalam magma di perut Merapi. Surono mengakui, karakter Merapi itu bukan seperti gunung berapi lainnya yang mengeluarkan suara seperti petasan saat meletus.

Apakah ini karena energi yang sangat besar terkandung di dalam Merapi? "Saya sudah prediksi sejak awal, energi Merapi kali ini memang lebih besar dari 1997, 2001, dan 2006. Apakah ini salah satu bentuknya? Saya belum bisa pastikan," Surono menjelaskan.

Bencana Merapi yang terjadi pada Selasa 26 Oktober 2010 petang, sekitar pukul 18.02 WIB, menewaskan 34 orang termasuk Redaktur Senior VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Saat ini, jumlah pengungsi letusan gunung Merapi sekitar 29 ribu orang yang terbagi di 28 titik tempat penampungan akhir (TPA).

Maka itu, Surono kembali mengingatkan pemerintah daerah setempat untuk bersikap tegas kepada warga pengungsi. Area 10 kilometer dari puncak Merapi harus steril.

"Jangan sampai ada warga yang naik lagi ke atas untuk mencari makan buat ternaknya. Kondisi Merapi ini bukan lari jarak pendek. Kami ingin mencapai finish yang baik," kata Surono memberi analogi.

Kamis, 11 November 2010

mistis mentawai

MENTAWAI- Cuaca buruk menghambat perjalanan tim media, tim dari Kementerian Sosial, sejumlah pengungsi, dan relawan kemanusiaan menuju Padang dari Pulau Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Selain karena faktor alam, hal-hal yang tidak masuk akal pun menemani perjalanan rombongan. Malam itu suara tangisan bayi memecahkan suasana perjalanan. Bayi tiga bulan itu, tidak henti-hentinya menangis.

"Bapak anaknya jangan ditaruh di situ, kemarin ada yang meninggal di sana,” ujar seorang tentara kepada Petrus, ayah bayi tersebut.

Sehari sebelumnya, memang ada penumpang yang tewas di dalam kapal sepanjang 45 meter ini. Setelah dipindahkan, anehnya bayi tersebut langsung diam dan tersenyum. ”Di tempat itu masih ada yang di sana dan belum mau  pulang kali,” timpal Arif, salah seorang penumpang kapal.

Dari tiga anak Petrus, hanya anaknya yang paling kecil saja yang tidak menangis ketika di tempatkan di lokasi tersebut. “Kedua kakaknya menangis terus,” ujar Petrus kepada okezone.

Petrus bersama keluarganya berencana mengungsi ke Ujungpandang setelah rumahnya hanyut terbawa gelombang tsunami. Dengan sisa uang seadanya dia nekat membawa pergi keluarganya karena khawatir ada bencana susulan.

Malam itu, gelombang air laut cukup besar untuk mengombang-ambingkan kapal yang dinaiki rombongan. Di perjalanan, pintu kamar di beberapa ruangan di dalam kapal beberapa kali terbuka dan daun pintunya terhempas sehingga menimbulkan suara keras.

Situasi di atas cukup aneh mengingat para penumpang dan kru kapal sebelumnya telah menutup pintu-pintu tersebut rapat-rapat. “Mungkin hanya angin saja,” ujar salah seorang warga Mentawai, yang berusaha menenangkan penumpang lain.(ful)